Kamis, 02 September 2021

SEJARAH PERGURUAN PENCAK SILAT GOPSU











PS. GOPSU 

(BERKEMBANG DARI SURABAYA KE KALIMANTAN TIMUR DAN BALI)


     Perguruan pencak silat GOPSU yang awalnya berkepanjangan 
Gabungan Olahraga Pencaksilat Satria Utama Surabaya (PS.GOPSU).

     PS.GOPSU didirikan oleh Mursalim Ngalim pada tahun 1968 di Kampung Wonosari, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Surabaya.Sebelum mendirikan GOPSU, Pak Ngalim, demikian biasanya Tokoh silat Surabaya ini disapa, adalah anggota Gabungan Olahraga Pencaksilat Islam Indonesia (GOPSII) yang dipimpin dan dilatih oleh ayahnya sendiri Kota Blitar. 

    Sejak tahun 1970 sampai 1975, perguruan GOPSU telah terdaftar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Surabaya. Selama kurang lebih 5 tahun perguruan yang sekretariatnya di Jl. Tenggumung Baru Selatan itu mengisi hiburan atraksi seni beladiri pencak silat di Taman Hiburan Rakyat (THR). 

    Waktu itu yang mengisi di THR Surabaya, ada empat perguruan silat, salah satunya ialah perguruan PS.Bintang Surabaya. Disuatu hari ketua atau pendekar PS.Bintang Surabaya meninggal dunia karena sudah lanjut usia. Para anggotanya yang ada lalu mengadakan rembuka dan memutuskan bergabung pada PS.GOPSU.Mulai saat itu seluruh anggota dan pengurus PS.Bintang Surabaya bedol desa, mereka meleburkan perguruannya ke PS.GOPSU. Untuk menghormati bersatunya kedua perguruan itu maka namanya juga diubah menjadi PS.Gopsu Binsu atau Gabungan Olahraga Pencaksilat Satria Utama Surabaya Bintang Surabaya.
 
    Pada 1976, PS.Gopsu Binsu, telah terdaftar pada Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Surabaya. Semenjak itu setiap ada kegiatan yang sudah menjadi agenda IPSI atau kegiatan diluar agenda, PS.Gopsu Binsu selalu aktif mengikutinya. Termasuk mengikuti pertandingan pencak silat. Dan ada satu anggota PS.Gopsu Binsu yang berprestasi dalam pertandingan itu yakni atlet Suyanto. Waktu itu, dia mendapatkan gelar juara 1 dalam kejuaran yang diikuti oleh seluruh anggota IPSI.

    Sepuluh tahun setelah terdaftar di IPSI atau tepatnya 1986, ada perguruan silat lokal yang asalnya di Surabaya yang dipimpin oleh pendekarnya bernama Fadlan Syah menyatakan ikrarnya untuk bergabung dalam PS.Gopsu Binsu. Itupun sudah melalui berbagai pertimbangan matang. Dan dengan kesepakatan seluruh anggota PS.Gopsu Binsu, pendekar kehormatan PS.Gopsu Binsu.

    Ternyata kehadiran Fadlan Syah di PS.Gopsu Binsu, membawa perkembangan positif. Hal itu ditandai dengan semakin majunya perguruan silat yang bersekretariat umum di Jl. Rembang Selatan, Surabaya itu. 

    Bahkan, perkembangannya hingga keluar Surabaya, untuk cabang diluar Surabaya, sudah ada di Bulungan, Kalimantan Timur, dengan dipimpin pendekar Santoso. Di Pulau Dewata Bali, dipimpin oleh pendekar Suradji dan pendekar Suhadi.

    Agar organisasi tetap maju dan berada di relnya, pada Februari 1993, PS.Gopsu Binsu mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) di rumah ketua umumnya, Mursalim Ngalim. Seluruh perwakilan PS.Gopsu Binsu semuanya hadir.Dalam Musda itu terdapat 4 hasil keputusan musyawarah, nama PS.Gopsu. Untuk artinya sendiri Gopsu yang dulunya Gabungan Olahraga Pencaksilat Surabaya, di ubah menjadi Gabungan Olahraga Pencak silat Satria Utama. Argumen yang dipakai oleh para peserta Musda, PS.Gopsu tidak hanya di Surabaya saja.

    Untuk pemilihan ketua semua peserta Musda masih sepakat Pendekar Fadlan Syah menjadi pendekar kehormatan Gopsu.

Pembinaan Tak Pernah Putus

    Seorang murid ketika baru memasuki dan bergabung dengan perguruan ini, mendapatkan julukan calon anggota dengan identitas sabuk putih.Setelah menjalani penempatan latian selama 6 bulan, mereka para murid harus menjalani ujian kenaikan tingkat agar naik statusnya menjadi anggota.

    Pada tingkat anggota ini, ada delapan sabuk. Pertama sabuk kuning, dengan latian selama 6 bulan pula dan mengikuti ujian kenaikan tingkat, para murid naik ke sabuk hijau. Begitu pula untuk naik ke tingkat biru, para murid di tingkat hijau harus belajar selama 6 bulan dan dinyatakan lulus dari ujian kenaikan tingkat yang diikuti.

    Setelah itu, para murid ini kalau sudah tingkat biru strip tiga ikut ujian dan dinyatakan lulus, baru mereka boleh memakai sabuk coklat. Disabuk ini mereka disebut sebagai pendekar muda setelah dia mencapai coklat strip tiga mereka disebut kader, dan dinyatakan lulus dari kader berhak atas sabuk merah yang disebut pendekar madya demikian seterusnya sampai sabuk hitam, ujian kenaikan tingkat juga dari satu tahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun, dan lima tahun.” Ujar Mursalim Ngalim yang akrab disapa Pak Ngalim. Setelah pendekar madya akan meningkat menjadi pendekar utama dengan tanda sabuk hitam. Peningkatan ini setelah dinyatakan lulus uji menempuh pelajaran minimal lima tahun.

    Meski demikian, yang menarik disimak dari perguruan Gopsu ini adalah semangat pembinaannya tak pernah mengenal putus asa meski prestasi terbilang minim. Terbukti sejak berdiri tahun 1968 PS.Gopsu sangat sedikit menularkan pesilat juara namun, dibanding perguruan lain yang ada di Surabaya Gopsu terbilang mumpuni dan selalu bisa mengirimkan pesilat tampil di kejuaraan yang digelar IPSI Surabaya tanpa mengenal absen. Ini membuktikan jika Mursalim sebagai pendekar pendiri pengemas tingkatan itu sangatlah benar. Sebab sejak murid mulai berlatih hingga bisa mengikuti sebuah kejuaraan minimal sudah berlatih selama tiga tahun yang artinya tingkatan muridnya itu sudah sampai hijau. Sehingga perguruan Gopsu ini bisa bertahan hingga kini sebagai anggota IPSI Surabaya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEJARAH PERGURUAN PENCAK SILAT GOPSU

PS. GOPSU   (BERKEMBANG DARI SURABAYA KE KALIMANTAN TIMUR DAN BALI)       Perguruan pencak silat GOPSU yang awalnya berkepanjangan  Gabungan...